Selasa, 24 Januari 2017

Dunia Adalah Penjara Orang Beriman



Dunia adalah tempat bagi hal-hal yang keruh dan tidak mengenakkan.  Ketenangan di dunia jarang ditemukan dan tidak bisa diraih kecuali oleh orang-orang yang mempunyai hati bersih. Para ahli hakekat hanya menyaksikan keindahan Allah SWT di dalam semua ciptaan-NYA
Baginda Nabi Muhammad SAW mengibaratkan dunia sebagai penjara bagi orang yang beriman. Beliau bersabda,  “Dunia adalah penjara orang yang beriman dan syurga orang yang kafir.”
Dalam kitab Miftakhus-Sarair hal. 37 Syekh Abubakar bin Salim mengupas makna hadist ini. Mengapa Baginda Nabi Muhammad SAW menganalogikan dunia sebagai penjara? 
Makna dunia menjadi penjara orang yang beriman bisa ditinjau dari 3 sudut pandang:
Pertama, sesungguhnya di dalam dunia banyak kepayahan. Dunia adalah tempat yang sempit dan tidak akan didapatkan ketenangan di dalamnya. Bagaimana mungkin anda bisa hidup tenang di dunia sedangkan anda adalah sasaran utama dari segala bentuk malapetaka ? Malaikat Izrail selalu mengintai anda di manapun anda berada, dan anda tidak tahu kapan kematian akan datang? Anda senantiasa berada di dalam resiko akhir hayat yang menentukan nasib anda di akhirat, khusnul hatimah (akhir yang baik) atau su’ul hatimah (akhir yang buruk)?
Kalau keadaan dunia seperti demikian, pantaskah anda hidup tenang di dunia ?
Kedua, raja atau penguasa dunia apabila murka kepada salah satu rakyatnya maka ia akan menghukumnya di dalam penjara. Apakah ada ketenangan di dalam penjara ?
Ketiga, sesungguhnya dunia seisinya tidak sebanding dengan pemberian Allah SWT untuk hambanya yang beriman. Seandainya anda diberi dunia seisinya tapi tidak diberi mata, apakah anda merasa nikmat di dunia? Kesedihan dan kesumpekan dunia jangan anda anggap sebagai hal yang aneh karena dunia memang diciptakan bersamaan dengan hal itu
 الدنيا دار البلاء
“Dunia adalah tempat musibah.”
Oleh karenanya pantaslah dunia diibaratkan sebagai penjara oleh Baginda Rasulullah SAW…
Wallahu a’lam.
Sumber: forsansalaf.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar