Pertanyaan :
Ana mau bertanya, bagaimana hukum air yang menggenang di jalan-jalan, najis apa tidak?
Jawaban :
Air terbagi menjadi dua, ada air banyak yaitu air yang ukuranya adalah dua kulah (± 217 liter) atau lebih. Ada pula air sedikit yaitu yang ukuranya kurang dari itu.
Air sedikit menjadi najis dengan jatuhnya najis ke dalamnya meskipun najis itu tidak merubah rasa, bau dan warna air. Sedangkan air banyak menjadi najis bila kejatuhan najis yang merubah rasa, bau dan warna air.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa hukum air yang menggenang adalah dirinci sebagai berikut:
- Jika ia tahu (dengan melihat sendiri atau dikabari orang) ada najis di dalamnya maka hukumnya dirinci:
-Jika air itu termasuk air banyak dan berubah salah satu dari rasa, bau atau warnanya karena najis itu maka hukum airnya menjadi najis. Bila najis itu tidak merubah rasa, bau dan warnanya maka airnya tetap dihukumi suci
-Apabila airnya sedikit, maka air itu langsung dihukumi najis walaupun rasa, bau dan warnanya tidak berubah.
- Jika ia tidak tahu ada najis di dalamnya maka air itu tetap dihukumi suci. Lalu apakah air itu dapat mensucikan (dibuat wudhu atau mandi wajib)? Hukumnya dirinci:
– Apabila genangan itu jernih atau keruh karena tanah maka air itu tetap bisa mensucikan (dipakai wudhu dan mandi wajib) kecuali jika sudah sangat kental campuran tanahnya sehingga tidak lagi dinamakan air namun adalah “tanah liat encer”, jika demikian maka ia hanya suci saja namun tidak dapat mensucikan. Dalam gambaran ini tidak ada beda antara air sedikit dan air banyak.
– Jika genangan itu berubah rasa, bau dan rasanya karena hal suci lain selain tanah seperti sampah atau lainnya maka air itu tetap suci namun tidak dapat mensucikan. Dalam gambaran ini tidak ada beda antara air sedikit dan air banyak.
Di sini kita harus bisa membedakan antara kotor dan najis, tidak semua yang kotor itu adalah najis. Meskipun air genangan terlihat kotor jika di sana tidak ada najis seperti kencing, kotoran, bangkai atau lainnya maka air itu hukumnya tetap suci.
Wallahu a`lam
Referensi:
متن سفينة النجا ـ ومتن سفينة الصلاة (ص: 1(
)فصل) الماء قليل وكثير : القليل مادون القلتين ، والكثير قلتان فأكثر. القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير . والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه.
)فصل) الماء قليل وكثير : القليل مادون القلتين ، والكثير قلتان فأكثر. القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير . والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه.
حاشية البجيرمي على الخطيب (1/ 257)
وَكَذَا لَا يَضُرُّ التَّغَيُّرُ بِتُرَابٍ وَلَوْ مُسْتَعْمَلًا طُرِحَ لِأَنَّ تَغَيُّرَهُ مُجَرَّدُ كُدُورَةٍ فَلَا يَمْنَعُ إطْلَاقَ اسْمِ الْمَاءِ عَلَيْهِ ، نَعَمْ إنْ تَغَيَّرَ حَتَّى صَارَ لَا يُسَمَّى إلَّا طِينًا رَطْبًا ضَرَّ ، وَمَا تَقَرَّرَ فِي التُّرَابِ الْمُسْتَعْمَلِ هُوَ الْمُعْتَمَدُ وَإِنْ خَالَفَ فِيهِ بَعْضُ الْمُتَأَخِّرِينَ .
إعانة الطالبين (1/ 40)
(قوله: لا تراب) أي لا إن كان التغير بتراب، فإنه لا يضر لموافقته للماء في الطهورية، ولان تغيره به مجرد كدورة.
كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار (ص: 15)
وَلَو تغير المَاء بِالتُّرَابِ الْمَطْرُوح فِيهِ قصدا فَهُوَ طهُور على الصَّحِيح
حاشية البجيرمي على المنهج (1/ 79)
( فَمُتَغَيِّرٌ بِمُخَالِطٍ ) وَهُوَ مَا لَا يَتَمَيَّزُ فِي رَأْيِ الْعَيْنِ بِخِلَافِ الْمُجَاوِرِ ( طَاهِرٌ مُسْتَغْنًى عَنْهُ ) كَزَعْفَرَانٍ وَمَنِيٍّ ( تَغَيُّرًا يَمْنَعُ ) لِكَثْرَتِهِ ( الِاسْمَ ) أَيْ إطْلَاقَ اسْمِ الْمَاءِ عَلَيْهِ وَلَوْ كَانَ التَّغَيُّرُ تَقْدِيرِيًّا ؛ بِأَنْ اخْتَلَطَ بِالْمَاءِ مَا يُوَافِقُهُ فِي صِفَاتِهِ كَمَاءٍ مُسْتَعْمَلٍ فَيُقَدَّرُ مُخَالِفًا لَهُ فِي أَحَدِهَا .
( غَيْرُ مُطَهِّرٍ ) سَوَاءٌ أَكَانَ قُلَّتَيْنِ أَمْ لَا فِي غَيْرِ الْمَاءِ الْمُسْتَعْمَلِ بِقَرِينَةِ مَا يَأْتِي لِأَنَّهُ لَا يُسَمَّى مَاءً وَلِهَذَا لَوْ حَلَفَ لَا يَشْرَبُ مَاءً فَشَرِبَ مِنْ ذَلِكَ لَمْ يَحْنَثْ .
sumber: forsansalaf.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar